Sejenak
mari kita melihat diri ini. Disaat masa muda kian lama kian menua.
Wajah ini pun kian lama kian layu seiring dengan usia yang semakin tua.
Keceriaan dan kebahagiaan dengan polos yang kita rasa kian mulai memudar
dan berganti dengan keresahan-keresahan jiwa. Keresahan yang membuat
kita menitik-nitikan air mata, dalam sujud, dalam doa, dalam tiap
aktivitas yang lakukan.
Penantian memang merupakan ujian yang mesti kita lewati. Ia menuntut totalitas kesabaran kita. Seperti kepompong yang ingin merubah status diri menjadi seekor kupu-kupu cantik nan indah, ia harus melewati masa dan tahap-tahap untuk melepaskan diri.
Ada apakah gerangan yang membuat kita tak bisa menikmati hidup ini
dengan bahagia seperti dulu kala? Apakah salah hati ini kita yang tiap
hari sering merasakan keresahan dan gundah gulana?
“Rindu pada seseorang” lah yang menyebabkan hati ini resah nan
gelisah. Meski kita belum pernah bertemu dengannya. Tapi hati ini ingin
sekali bisa bertemu bersanding dengannya, menyatukan hati kita dengan
hatinya. Karena Allah memang sengaja menyimpan rapat-rapat rahasia
dibalik kerinduan itu agar kita tak melupakan kepada Dia yang membuat
rasa rindu.
Penantian memang merupakan ujian yang mesti kita lewati. Ia menuntut totalitas kesabaran kita. Seperti kepompong yang ingin merubah status diri menjadi seekor kupu-kupu cantik nan indah, ia harus melewati masa dan tahap-tahap untuk melepaskan diri.
Ditengah penantian inilah, saatnya kita berbenah diri memperbaiki
kualitas diri menjadi pribadi yang shalih. Kita lebih mendekatkan diri
kepada Dia yang Maha Membolak-balikkan hati. Yakinlah, dia-nya yang kita
rindu untuk hidup bersama juga tengah berusaha melakukan tarbiyah,
pembinaan diri, untuk menjemput seseorang yang ia harapkan seperti kita.
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan
laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang
dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh
itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (QS. An-Nuur:
26)
Cukuplah ayat ini yang memberikan kabar kepada kita dan memberikan
pencerahan atas kerinduan ini. Agar masa-masa keresahan hati akan
berujung dengan bahagia karena bisa besanding dengan orang yang shalih
dan berakhlaq mulia. Biarkan keshalihan itu yang akan meminangmu. Bukan
karena ketampanan dan kekayaan, bukan juga karena kedudukan maupun
jabatan. Tapi karena hati yang berbalut iman, melangkah untuk
mengamalkan sunnah-nya yang mulia.
“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan
lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah
pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena
kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang
menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan,
Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan
kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga
pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah
senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” (HR.
Thabrani)
“Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta
agar disegerakan (datang) nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa
yang mereka persekutukan.” (QS. An Nahl : 1)
Dan akhirnya, selamat menanti, selamat menjemput dan menyambut kekasih hati. Semoga barakah, sakinah mawadah warahmah.
sumber: sahabatdarihati.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar